Sukses

Waspada Jika Anak Sering Pipis dan Haus, Bisa Jadi Gejala Awal Diabetes

Seringnya buang air kecil disebabkan oleh tingginya kadar gula darah, sehingga membuat ginjal membuang kelebihan kadar gula tersebut dengan menyaringnya dari darah

Liputan6.com, Banjarnegara - Dokter spesialis anak yang berpraktik di Rumah Sakit Islam (RSI) Banjarnegara dr Aris Sunardi SpA mengimbau para orang tua untuk mewaspadai gejala awal diabetes pada anak karena penyakit tersebut tidak hanya menyerang orang dewasa.

"Pada dasarnya gejalanya sama seperti diabetes yang dialami orang dewasa. Tanda-tanda yang mudah dikenali adalah sering buang air kecil dan rasa haus berlebih," katanya di Banjarnegara, Jawa Tengah, Jumat.

Menurut dia, gejala awal diabetes lainnya adalah nafsu makan meningkat namun berat badan menurun, jika terluka lama sembuhnya, penglihatan kabur, terlihat lebih lesu, dan kulit menghitam.

Lebih lanjut, Aris mengatakan seringnya buang air kecil disebabkan oleh tingginya kadar gula darah, sehingga membuat ginjal membuang kelebihan kadar gula tersebut dengan menyaringnya dari darah.

"Dengan seringnya buang air kecil, anak pun akan mudah haus atau merasa haus berlebih," katanya, dikutip Antara.

Terkait dengan kulit yang menghitam, dia mengatakan hal itu biasanya terjadi di sekitar leher dan ketiak akibat resistensi insulin.

Menurut dia, gangguan pada kulit yang ditandai dengan perubahan warna kulit menjadi lebih gelap atau menghitam itu biasa disebut dengan akantosis nigrikans.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pengobatan

"Pengobatan terhadap anak yang menderita diabetes harus disesuaikan dengan jenis diabetesnya. Untuk diabetes tipe 1 akan diberikan terapi insulin, sedangkan diabetes tipe 2 diberikan obat-obatan antidiabetes dan bisa dengan terapi insulin juga," katanya.

Dalam hal ini, kata dia, diabetes tipe 1 terjadi karena kelainan autoimun di mana sistem kekebalan anak merusak atau menghancurkan pankreasnya sendiri, sehingga fungsi pankreas terganggu.

Sementara untuk diabetes tipe 2, lanjut dia, disebabkan resistensi insulin atau kondisi ketika sel-sel tubuh anak kesulitan menggunakan insulin untuk memanfaatkan gula darah sebagai energi.

"Diabetes tipe 1 bisa terjadi pada bayi, anak, maupun dewasa, sedangkan diabetes tipe 2 biasa terjadi pada anak usia di atas 10 tahun atau remaja. Kami minta orang tua bisa membantu anak dalam mengatur pola makan maupun pola olahraga," katanya.

Ia mengatakan jika diabetes terlambat ditangani akan mengakibatkan komplikasi berat yang bisa membahayakan anak.

Oleh karena itu, Aris mengimbau orang tua untuk segera membawa anaknya ke dokter spesialis anak jika mengalami gejala-gejala diabetes.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.