Sukses

Misteri Tumbal Pengantin dan Penampakan Penjual Jamu Gendong di Jembatan Yogyakarta

Jembatan Gondolayu Yogyakarta berlokasi tidak jauh dari Tugu Pal Putih ternyata menyimpan kisah horor.

Liputan6.com, Yogyakarta - Jembatan Gondolayu Yogyakarta berlokasi tidak jauh dari Tugu Pal Putih ternyata menyimpan kisah horor. Pada malam hari, jembatan Gondolayu menjadi salah satu spot nongkrong muda-mudi.

Terbentang di atas kali Code, jembatan Gondolayu meruapkan peninggalan pemerintah kolonial Hindia-Belanda. Dikutip dari berbagai sumber, Jembatan Gondolayu dibangun pada 1840-an saat Perang Diponegoro masih berlangsung.

Saat pertama kali dibuat, jembatan Gondolayu terbuat dari batang bambu yang disatukan. Setelah beberapa tahun berselang baru lah kontruksi pembangunan jembatan ini menggunakan beton.

Konon, agar jembatan berdiri kokoh, ada tumbal yang harus dikorbankan. Meski hanya mitos, masih banyak masyarakat setempat yang meyakinin kebenaran cerita turun-temurun tersebut.

Tumbal yang dikorbankan adalah sepasang suami istri yang baru melangsungkan pernikahan, yakni Ratmi dan Ngatino. Pasangan ini mengalami nasib sial setelah dijemput paksa tentara Belanda tidak lama setelah melangsungkan akad nikah.

Tangan mereka diikat dan disumpal mulutnya, kemudian dilempar ke dasar pondasi jembatan, lalu diuruk; terpendam bersama material jembatan lainnya.

Kisah lain yang justru membuat bulu merinding adalah sebuah legenda tentang sosok hantu penjual jamu gendong yang kerap menampakan diri di sepanjang jembatan Gondolayu. Masyarakat setempat menamainya sebagai Yu Djiem.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

KIsah Mengenaskan

Yu Djiyem diyakini sebagai penjual jamu yang meregang nyawa di jembatan tersebut pada 1915.  Dikisahkan pada suatu malam,Yu Djiyem diadang lima orang lelaki di atas jembatan Gondolayu, lalu dipaksa untuk berjalan ke tepian Kali Code bagian timur.

Di tempat tersebut, dia diperkosa beramai-ramai, kemudian dibunuh dan jenazahnya dilarung ke sungai bersama dengan dagangannya. Keesokan harinya, jasad Yu Djiyem ditemukan warga Sayidan.

Dia meninggal dengan pakaian yang sudah tidak utuh. Sejumlah kesaksian mengatakan, hantu Yu Djiyem masih kerap muncul di Jembatan Gondolayu. Dia muncul menyaru sosok penjual jamu dengan wajah semrawut dan tubuh berbalut pakaian koyak.

Meski begitu, nyatanya cerita menyeramkan jembatan Gondolayu tidak menyurutkan anak muda di sana untuk tetap nongkrong-nongkrong di jembatan yang dihiasi lampu-lampu jalan jadul ini hingga larut malam.

 

(Tifani)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.