Sukses

Langka dan Harga Meroket, Warga Kota Semarang Rela Antre Panjang demi Minyak Goreng

Warga mengaku kesulitan mendapatkan minyak goreng

Liputan6.com, Semarang Kelangkaan minyak goreng sampai saat ini masih dirasakan di Kota Semarang. Puluhan warga kota Semarang rela mengantre panjang hingga mendapatkan minyak goreng curah di salah satu agen migor di Kota Semarang.

Terpantau, ada antrean yang cukup panjang dari pagi hari hingga siang hari. Antrean tersebut bukan tanpa tujuan, melainkan warga yang masih menunggu untuk membeli migor curah di salah satu agen migor yang berada di Jalan Dr. Cipto kota Semarang yang berada tepat di depan SMKN 1 Semarang.

Agen tersebut, menjual minyak goreng curah dengan harga Rp15.500 perliternya. Dalam pembelian migor curah di agen tersebut dibatasi setiap orangnya hanya boleh membeli 16 liter saja.

Salah satu warga yang rela mengantre untuk mendapatkan migor curah, yaitu Idi Awadi (50) mengaku sudah meminta kepada suaminya untuk mengatre dari pukul 08.00 pagi, hingga pukul 10.25.

"Tadi suami duluan, pukul 07.30 wib dari rumah sampai sini jam pukul 08.00. Ini antre minyak goreng curah," kata Idi, Senin (21/3/2022).

Salah satu penjual kelontong di Pasar Krempeyeng Batusari Meraggen tersebut, sebelumnya sempat mencari minyak goreng di beberapa pasar di Kota Semarang, juga sempat mendapatkan akan tetapi kali ini sudah tidak ada lagi. Oleh karena itu, ia rela mengantre di sini.

"Saya baru kali ini, kemarin nyari ke mana-mana tidak tahu kalau di sini (ada). Saya juga sempat mencari di Mrican ke Pasar Pedurungan tapi semua kosong baru beberapa hari lalu dapet di Mrican tapi sampai sekarang tidak dapat lagi," ujarnya.

Dengan sulitnya mencari migor curah, Idi juga rela tidak berjualan demi bisa mendapatkan migor. Ia juga mengatakan bila menemukan migor pun pasti harganya bisa sangat tinggi bila hendak dijual kembali.

"Hari ini saya prei (libur) atau tutup, karena kemarin tidak dapat minyak. dapatnya minyak yang di kampung sudah 18ribu (rupiah) lebih jadi kalau dijual kembali nanti tinggi sekali," jelasnya.

Sehingga ia berharap, pemerintah bisa menyediakan minyak goreng yang cukup sehingga tidak membuat antrean seperti ini.

"Jadi kalau antre gini ya tidak bisa jualan karena harus mencari minyak, tidak ada minyak goreng datang (dari sale) tidak ada dari migor kemasan juga tidak ada," katanya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Barang langka, harga meroket

Senada yang dirasakan Idi, Sumiyem (60) juga menyangkan adanya antrean ini. Dengan antrean ini, ia sampai merelakan untuk tidak berjualan untuk mendapatkan migor.

"Jangan antre gini, harga sagitu tapi jangan antre maksudnya gitu kalau antre gini kerjaan terbengkalai tidak bisa kerja di rumah karena jual gorengan," ujar Sumiyem

Pedagang Nasi Kucing di Simpang Lima Kota Semarang tersebut juga mengaku kesulitan mencari migor curah. Meskipun mendapatkan pun itu hanya dibatasi sebanyak 2 liter saja, ia pun menilai hal tersebut tidak cukup.

"Susah mencari migor kalau ada di supermarket ada, tapi sama saja karena satu orang hanya dapat 2 liter, kalau pedagang tidak bisa goreng 2 liter," tuturnya.

Sementara salah satu pedagang sembako di lapak Blok D-23 Pasar Karaganyu Eko Budi juga mengeluhkan minimnya pasokan minyak goreng saat ini. Sementara di sisi lain harganya naik berlipat-lipat.

"Yang nyari minyak goreng kemasan sekarang banyak banget, cuman kiriman barangnya yang seret. Pas dapat minyaknya, harganya sudah tembus Rp25-48 ribu untuk isi satu dan dua kilo. Kalau yang curah kita gak sanggup soalnya udah mahal," bebernya.

Ia menyayangkan bahwa operasi pasar yang diadakan Disperindag selama ini tidak berjalan maksimal. Dengan harga minyak goreng yang meroket naik, Eko mengaku dibuat kebingungan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini