Sukses

Drama Banjir Bandang Seret 2 Pemancing di Purbalingga, Awas Anomali Cuaca!

Sebanyak dua orang pemancing hilang terseret banjir bandang di Sungai Kacangan, Desa Kedungjati, Kecamatan Bukateja, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah

Liputan6.com, Purbalingga - Sebanyak dua orang pemancing hilang terseret banjir bandang di Sungai Kacangan, Desa Kedungjati, Kecamatan Bukateja, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, Senin dinihari (1/6/2022).

Banjir bandang pada bulan Juni yang lazimnya musim kemarau adalah bukti bahwa terjadi anomali cuaca.

Dua pemancing tersebut diduga tidak menyadari saat banjir bandang menerjang lantaran kondisi gelap dan di desa setempat tidak hujan.

Terlebih, di lokasi kejadian cuaca terang. Namun, diduga terjadi hujan deras di kawasan hulu sehingga memicu banjir bandang. Akibatnya, pemancing yang berada di pinggir sungai tersebut terseret bersama dengan kendaraannya.

“Kalau dari keterangan saksi kejadian mancingnya itu dari pinggir. Kemudian terseret banjir bandang. Kendaraan korban juga ikut terseret dari pinggir sungai,” kata Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Cilacap, I Nyoman Sidakarya, di Purbalingga, Kamis (2/6/2022).

Hari ini, pencarian masih berlangsung dan kedua korban atas nama Agus Mulyono (29) dan Maulana Ibrahim (21) belum ditemukan. Sementara, satu kendaraan korban sudah ditemukan.

“Kendaraan sudah ditemukan. Korban masih nihil,” dia mengungkapkan.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Waspada Bencana Hidrometeorologi

Nyoman juga mengimbau agar personel SAR yang terlibat dalam pencarian itu selalu memperhatikan perubahan cuaca yang menadak. Pasalnya, bisa saja sewaktu-waktu terjadi banjir bandang jika terjadi hujan di kawasan hulu.

“Kalau kondisi arus air, itu masih deras dan keruh ya. Karena mungkin, di hilir tidak hujan tetapi di hulu terjadi hujan deras. Kita mengantisipasi terjadinya hal tersebut,” ujarnya.

Nyoman juga mengimbau agar masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di kawasan berisiko bencana alam mewaspadai anomali cuaca. Bencana hidrometeorologi seperti longsor, banjir, hujan ekstrem hingga puting beliung terjadi pada Juni ini.

“Cuaca sekarang ini, seperti yang tadi disebut, anomali cuaca itu, karena mestinya sudah masuk ke musim kemarau, tetapi masih saja ada hujan-hujan yang turun di hulu. Kami harapkan kepada masyarakat untuk berhati-hati saat mandi di sungai,” jelasnya.

Tim Rembulan

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.