Sukses

Kepolisian Swiss Ungkap Karakteristik Sungai Aare yang Jadi Kendala Pencarian Eril Anak Ridwan Kamil

Juru bicara kepolisian Bern, Magdalena Rast menerangkan, kendala yang dialami selama pencarian Eril dipengaruhi oleh kondisi sungai Aare itu sendiri.

Liputan6.com, Semarang - Anak Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Emmeril Kahn Mumtadz (Eril) yang hilang di sungai Aare, Swiss tak kunjung ditemukan. Kepolisian Swiss mengungkap kendala-kendala yang dialami saat pencarian putra Atalia Praratya ini.

Juru bicara kepolisian Bern, Magdalena Rast menerangkan, kendala yang dialami selama pencarian Eril dipengaruhi oleh kondisi sungai Aare itu sendiri.

“Kendala ini tampak di permukaan," ungkapnya.

Selain itu, arus sungai yang kencang dan pusaran air yang timbul di bagian tengah sungai Aare juga menjadi kendala tim pencarian Eril.

Dia juga mengungkapkan, suhu air yang dingin bisa memicu terjadinya kram hingga hipotermia orang yang berenang di sungai Aare. Beberapa hal ini menyebabkan acapkali terjadi kecelakaan air di Sungai Aare.

Sementara itu, Duta Besar Indonesia di Swiss, Muliaman Hadad mengungkap tim pencarian Eril kesulitan karena kendala alami sungai Aare. Salah satunya air sungai yang keruh.

“Oleh karena itu, kendala-kendala alam ini tentu saja menjadi ciri khas kendala bagi para petugas SAR,” katanya.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Keluarga Sudah Ikhlas

Seperti diketahui anak Ridwan Kamil hilang saat berenang di sungai Aare pada Kamis (26/5/2022). Sudah sepekan lebih pencarian dilakukan oleh tim SAR, namun belum membuahkan hasil.

Saat ini, Ridwan Kamil sudah ikhlas atas hilangnya Eril yang kini berubah statusnya menjadi orang tenggelam. 

Innalilahi wainna illaihi rajiun. Dengan ini kami secara resmi melepas dan mengikhlaskan sepenuh hati atas berpulangnya anak kami tercinta ananda Emmeril Kahn Mumtadz,” tutur dikutip dari Instagram @ridwankamil, Sabtu (4/6/2022).

Mohon dimaafkan, jika semasa hidupnya ada kekhilafan dan kesalahan,” tutupnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.