Sukses

Menilik Sejarah Preman, Dulu Dianggap Pahlawan Pribumi

Vrijman atau preman kini justru mendapat cap sebaliknya

Liputan6.com, Yogyakarta - Keberadaan preman di Indonesia sudah ada sejak zaman kolonialisme Belanda yang menjajah melalui VOC. Kata preman merupakan bahasa ubahan dari vrijman.

Dalam Bahasa Belanda vrijman berasal dari kata “vrij”  yang artinya bebas dan “man” yang berarti laki-laki. Maka vrijman diartikan sebagai laki-laki yang bebas atau merdeka.

Dikutip dari berbagai sumber, sejarah preman atau vrijman cukup panjang. Pada zaman kolonial, vrijman digunakan untuk menyebut orang-orang yang tidak mau bekerja sama dengan Belanda dan kerap kali menjadi membangkang terhadap pemerintahan kolonial.

Para vrijman tidak ingin bekerja sama dengan pemerintah kolonial karena memang menolak penindasan atau karena idealismenya yang tak ingin menjadi pesuruh para penjajah. Bahkan banyak vrijman atau preman yang dihubungkan dengan sejarah pejuang bangsa ini.

Rakyat pribumi pada saat itu menyebut vrijman sebagai jago, bukan vrijman atau preman. Istilah yang mengacu pada ayam jantan ini tidak hanya melambangkan kejantanan atau maskulinitas, kemampuan berkelahi tapi juga mengacu pada orang yang kuat.

Walaupun pemerintah kolonial menganggap jago atau vrijman sebagai biang keladi dari setiap kegaduhan yang terjadi. Namun bagi rakyat Indonesia pada saat itu para jagoan sebenarnya adalah penolong mereka dari kekejaman para penjajah.

Namun seiring berjalannya waktu, ada jagoan atau jawara yang lebih mementingkan nafsu dan materi belaka. Para jago sesat itulah yang menjadi incaran para tuan tanah pemilih lahan partikelir untuk dirangkul dan dijadikan tukang pukul atau centeng mereka.

Tugas lain para vrijman adalah memunguti pajak dari rakyat. Sementara pemerintah kolonial tak ambil peduli bahkan pemerintah memanfaatkan para jago itu sebagai informan mencari biang rusuh masyarakat.

Para jago sejati bahkan gerah terhadap sikap pemerintah kolonial dianggap mengganggu keamanan dan ketertiban.

Lambat laut istilah vrijman atau preman tidak lagi merujuk pada mereka yang menolak kolonialisme dan membantu pribumi.  Vrijman atau preman kini justru mendapat cap sebaliknya karena kerap dikaitkan dengan meresahkan warga pribumi. Pemalakan, kekerasan, penganiayaan dan sejumlah tindakan kriminal dekat mereka.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.