Sukses

Rumah Jagal Peninggalan Belanda di Semarang, Penampakan Misterius Bikin Tukang Becak Merinding

Namun sekarang, rumah jagal modern ini hanya bangunan yang ditumbuhi lebatnya semak belukar.

Liputan6.com, Semarang - Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), dahulu memiliki Rumah Pemotongan Hewan (RPH) atau Abattoir modern di masa kolonial. Rumah pemotongan hewan yang satu ini dibuat dengan tujuan melayani kebutuhan masyarakat Semarang akan pasokan daging yang higienis.

RPH Kabluk bisa dibilang menjadi salah satu landmark atau penanda kawasan menuju Semarang bagian timur. Bangunan ini berada di Jalan S Sudiarto 132, Pandean Lamper, Kecamatan Gayamsari, Kota Semarang.

Dikutip dari berbagai sumber, bangunan ini diresmikan pada pertengahan tahun 1929. RPH Kabluk ini menggantikan rumah potong hewan tradisional yang ada di Kampung Jagalan yang merupakan industri jagal paling terkenal di Kota Semarang.

Pencetus ide dari pembangunan abattoir ini adalah dr. Jan Stapensea, ahli peternakan dan dokter hewan pertama di Semarang. Ia juga menjabat sebagai hoofd directeur van den Veterinair-Hygienische Dienst op Semarang.

Namun sekarang, rumah jagal modern ini hanya bangunan yang ditumbuhi lebatnya semak belukar. Akses masuk ke dalam area bangunan ini juga tergembok tanpa seorang penjaga.

Area yang saat ini hanya tersisa satu bangunan bagian depan atau utama ini, dahulunya memiliki luas sebesar 3 hektare. RPH Kabluk berhenti beroperasi dan ditutup pada tahun 1995.

Kini kondisi bangunan yang telah ditinggalkan hanya menjadi sebuah tempat pembuangan material-material bekas bangunan. Bangunan ini sempat digunakan beberapa tukang becak untuk akses toiletnya.

Kini gedung yang memiliki desain bangunan khas Belanda ini, kondisinya sudah terbengkalai dan ditumbuhi rimbunan rumput liar, menambah kesan horor dan mistis, mulai dari ruangan bagian tengah hingga toilet terasa pengap saat didatangi.

Para tukang becak juga kerap diganggu makhluk-makhluk astral yang menghuni bangunan ini. Padahal, mereka tidak masuk ke sana dan hanya tidur di becak.

Dari cerita yang beredar, kerap ada perempuan Belanda itu menampakkan diri ke tukang becak. Suara-suara seperti besi yang digores juga terdengar dari dalam.

Bukan hanya penampakan noni-noni Belanda, ada juga anak-anak kecil yang suka jalan-jalan di area bangunan ini. Pernah ada suatu ketika terdapat para pekerja bangunan yang melihat penampakan anak-anak Belanda. Setelah melihat beberapa penampakan tersebut, para pekerja tersebut jatuh sakit dan akhirnya mengundurkan diri karena takut.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.