Sukses

Kisah Anak Rambut Gimbal Dieng yang Dipercaya Titipan Dewa

Masyarakat sekitar Dieng percaya, keberadaan seseorang yang berambut gimbal adalah anugerah.

Liputan6.com, Wonosobo - Keberadaan rambut gimbal di dataran tinggi Dieng, Jawa Tengah (Jateng) masih menjadi misteri hingga saat ini. Masyarakat sekitar Dieng percaya, keberadaan seseorang yang berambut gimbal adalah anugerah.

Terlebih jika sosok berambut gimbal ini adalah seorang anak-anak. Konon, anak yang berambut gimbal merupakan keturunan leluhur pendiri tanah Dieng.

Dikutip dari berbagai sumber, masyarakat sekitar Dieng juga percaya, anak rambut gimbal merupakan titipan para dewa. Tak ayal jika ada sosok anak berambut gimbal muncul, semua keinginannya harus dipenuhi.

Bayi-bayi yang lahir di dataran Dieng tentu lahir dengan rambut yang normal. Fenomena perubahan rambut menjadi gimbal biasanya saat anak berusia satu hingga dua tahun.

Seorang anak tidak mengalami gejala khusus saat rambut gimbalnya akan muncul. Perubahan rambut biasanya terjadi tiba-tiba dalam waktu semalam.

Saat bangun di pagi hari, orang tua akan mendapati rambut anaknya tiba-tiba menjadi gimbal. Namun, masyarakat percaya, calon anak gimbal yang “dipilih” oleh dewa biasanya sering sakit-sakitan.

Uniknya, setelah rambut gimbal si anak muncul, anak tersebut tak lagi sakit-sakitan atau bahkan tidak pernah sakit. Fenomena unik ini bahkan belum mendapatkan penjelasan ilmiah hingga saat ini.

Anak berambut gimbal dapat mencuci rambutnya seperti pada umumnya. Namun, rambut gimbal tentu tak bisa di sisir dan tidak boleh dipotong. Harus ada ritual khusus yang digelar untuk prosesi pemotongan rambut anak gimbal, dan atas keinginan si anak gimbal itu sendiri.

Selain itu apapun keinginan si bocah juga harus dituruti. Jika rambut gimbal dipotong tanpa dipenuhinya syarat-syarat tersebut, diyakini keluarga si bocah rambut gimbal akan mendapat musibah dan rambut gimbalnya bisa kembali muncul.

Ritual tersebut disebut ritual Potong Gombak. Untuk menggelar ritual Potong Gombak dibutuhkan biaya yang tidak sedikit.

Para orangtua harus menyediakan berbagai sesajen mulai dari telur, ayam, kambing hingga menghadirkan pagelaran seni khas Dieng yaitu Tari Lengger dan Tari Kuda Lumping. Belum lagi mereka harus mengabulkan permintaan-permintaan dari si anak gimbal, yang terkadang membuat mereka harus merogoh kocek dalam-dalam.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.