Sukses

Legenda Harta Karun Suku Kalang di Jateng

Keberadaan Suku Kalang di Jawa lalu terdesak dengan migrasinya orang Melayu Austronesia (Proto Melayu dan Deutro Melayu) ke wilayah nusantara.

Liputan6.com, Blora - Perburuan harta karun pernah ramai di kalangan masyarakat Blora dan sekitarnya. Kebanyakan harta yang diburu adalah milik Suku Kalang.

Suku Kalang atau wong Kalang adalah suku yang bermukim di Pulau Jawa, khususnya di wilayah perbatasan antara Jawa Tengah (Jateng) dan Jawa Timur, seperti Kabupaten Blora dan Rembang di Jawa Tengah. Serta Kabupaten Bojonegoro dan Tuban di Jawa Timur.

Mereka termasuk dalam sub suku Jawa yang dengan sengaja hidup mengasingkan diri dalam hutan. Keberadaan Suku Kalang sudah ada sejak dari zaman Hindu-Buddha.

Suku Kalang telah hidup mengasingkan diri di hutan rimba tanah Jawa yang kala itu masih luas dan jarang dijelajahi manusia. Dikutip dari berbagai sumber, suku Kalang masuk dalam kategori ras yang sama dengan suku Negrito di Filipina dan suku Semang di Malaysia.

Keberadaan wong Kalang di Jawa lalu terdesak dengan migrasinya orang Melayu Austronesia (Proto Melayu dan Deutro Melayu) ke wilayah nusantara. Suku kalang kemudian menyingkir ke pinggir hutan.

Suku Kalang sudah mendiami Pulau Jawa terlebih dahulu dibadingkan ras austronesia, nenek moyang suku Jawa. Tujuan suku Kalang menyingkir ke hutan adalah supaya mereka bisa mempertahankan keberadaan dan kebudayaan mereka.

Namun seiring berjalannya waktu, suku Kalang sudah membaur dengan masyarakat suku Jawa modern saat ini. Keberadaan suku kalang masih ada hingga sekarang.

Salah satu budaya suku Kalang yang paling disorot adalah cara penguburan jenazah yang dinilai paling modern di zaman megalitikum. Suku kalang dalam menguburkan jenazah mengenal konsep “nutupi bahahan sanga” yang berarti menutup sembilan lubang tubuh dengan benda-benda logam sesuai strata.

Orang dari suku Kalang jika yang meninggal dari strata tinggi, jenazahnya akan dibekali emas murni serta perhiasan dari emas. Orang dari strata tengah dibekali dengan benda-benda logam perunggu.

Pada strata di bawahnya biasanya dibekali alat-alat pertanian. Benda-benda tersebut yang kemudian diburu sebagai harta karun oleh masyarakat.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.