Sukses

Sejarah Panjang Rest Area Heritage KM 260B di Brebes yang Instagramable

Rest area Banjaratma dapat ditemukan saat melintasi ruas tol Pemalang – Pejagan arah Jakarta.

Liputan6.com, Brebes - Rest Area Heritage KM 260B Banjaratma menjadi salah satu rest area paling Instagramable yang dapat ditemukan di sepanjang jalan tol trans Jawa. Rest area Banjaratma dapat ditemukan saat melintasi ruas tol Pemalang – Pejagan arah Jakarta.

Banyak orang yang akan terpesona dengan gaya arsitektur dan keunikan bangunan cagar budaya yang disulap menjadi rest area ini. Di balik keuniknan gaya klasik rest area Banjaratma ini memiliki sejarah yang cukup panjang.

Rest area yang masuk ke dalam daerah Brebes, Jawa Tengah ini dulunya merupakan pabrik gula. Dikutip dari berbagai sumber, pabrik gula Banjaratma merupakan perusahaan industri gula milik Belanda yang pernah jaya di Kabupaten Brebes.

Pabrik gula Banjaratma didirikan oleh N.V Cultuur Maatschappij sebuah perusahaan perkebunan yang berpusat di Amsterdam pada tahun 1908. Perusahaan ini tercatat dalam Inventaris van de archieven van de Cultuur, Handel-en Industrie Bank Koloniale Bank, Cultuur Bank NV.

Pabrik gula Banjaratma menghasilkan gula termurah dalam Koloniaal Verslag 1907 yang berisi tentang daftar statistik perusahaan pabrik gula di Jawa pada 1906. Namun dalam daftar statistik tersebut pada1906 Pabrik Gula Banjaratma tidak disebut di dalam daftar.

Kemudian pada peta Dutch Colonial Maps 1919, Pabrik Gula Banjaratma disebut dengan Station Banjaratma Proefstations atau stasiun pengujian. Station Banjaratma Proefstations digunakan untuk melakukan penelitian ilmiah terhadap budaya dan proses produksi gula sehingga memperoleh produksi yang optimal.

Proefstations diperkenalkan oleh Gerrit Jan Mulder pada tahun 1884 pada Pabrik Gula di Bogor yang selanjutnya menjadi kebutuhan penting di pabrik gula. Sejak itulah, keberadaan Station Banjaratma Proefstations ini memiliki peran yang besar dalam keberhasilan produksi Gula di Jawa.

Pada 1997, pabrik gula Banjaratma mengalami kerugian. Di tahun tersebut merupakan operasional terakhir pabrik gula karena kerugian yang dialami secara terus menerus.

Kondisi tersebut membuat biaya operasional tidak sebanding dengan keuntungan yang diperoleh. Beberapa bagian mesin yang masih dapat digunakan kemudian dipindahkan ke pabrik gula lainnya.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Jadi Cagar Budaya

Setelah gulung tikar, bangunan seluar 10,5 hektare ini kemudian ditetapkan menjadi cagar budaya. Lalu, seiring dibangunnya rest area tol Trans Jawa, bekasi bangunan pabrik gula Banjaratma mulai direvitalisasi dan kemudian dialihfungsikan menjadi rest area. 

Rest area ini dibangun dengan melibatkan beberapa konsorsium yang terdiri dari PT Waskita Toll Road, PT Rajawali Nusantara Indonesia, PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk, PT PP Properti, PT Jasamarga Properti, dan PT Perkebunan Nusantara IX (PTPN).

Hingga akhirnya terbentuklah rest area Banjaratma yang dikenal dengan sebutan Rest Area Heritage 260 B Banjaratma. Uniknya, rest area ini tidak mengubah tampilan dari bangunan bekas pabrik gula sebelumnya.

Kemudian rest area ini mulai dioperasikan dan menjadi tempat persinggahan pengendara sejak 17 Maret 2019. Gaya bangunannya ikonik, dengan bentuk retro dinding batu bata yang terkelupas.

Rest area Banjaratma menjadi rest area paling ikonis dan Instgramable, serta memiliki banyak spot foto yang Instagenic. Rest area ini juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk peristirahatan pengemudi, termasuk juga tenant kuliner yang banyak menghadirkan pelaku usaha UMKM.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.