Sukses

Ruben Onsu Mengidap Empty Sella Syndrome, Apa Itu?

Ruben Onsu mengaku penyakit yang ia derita membuatnya tak tahan suhu dingin dalam waktu yang lama.

Liputan6.com, Semarang - Presenter Ruben Onsu baru-baru ini diketahui mengidap lesi otak atau empty sella syndrome. Ruben Onsu mengaku penyakit yang ia derita membuatnya tak tahan suhu dingin dalam waktu yang lama.

Bahkan ia sempat menjalani perawatan di rumah sakit. Lalu apa sebenernya penyakit empty sella syndrome?

Dikutip dari berbagai sumber, empty sella syndrome merupakan suatu kondisi di mana kelenjar pituitari menyusut atau menjadi rata. Kelenjat pituitari melekat pada bagian bawah otak dengan dihubungkan oleh tangkai hipofisis, terlindung di dalam kompartemen tulang seperti pelana di dasar tengkorak yang disebut sella.

Dalam kasus penyakit empty sella syndrome, kelenjar pituitari menyusut atau menjadi rata dan tidak dapat dilihat pada pemindaian MRI. Hal ini membuat area kelenjar pituitari tampak “kosong".

Sella ini seharusnya berisi cairan serebrospinal (CSF), cairan yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang. Dalam empy sella syndrome, CSF bocor ke dalam sella tursika, memberi tekanan pada hipofisis dan menyebabkan kelenjar menyusut atau rata.

Empty sella syndrome dibagi ke dalam dua jenis, yaiti primer dan sekunder. Versi primer terjadi ketika salah satu lapisan (arachnoid) yang menutupi bagian luar otak hingga ke dalam sella dan menekan bagian luar otak menonjol ke dalam sella dan malah menekan hipofisis.

Sementara, versi sekunder terjadi saat sella kosong karena rusak akibat beberapa hal, seperti tumor, terapi radiasi, pembedahan, dan trauma. Gejala empty sella syndrome cukup bervariasi, serta tergantung pada usia dan apa yang menyebabkan sindrom tersebut.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tanda-Tanda Umum

Bahkan kebanyakan orang yang memiliki empty sella syndrome tidak memiliki gejala. Ketika seorang penderita memiliki gejala, maka berikut ini tanda-tanda yang paling umum.

1. Sakit kepala

2. Tekanan darah tinggi

3. Kelelahan Impotensi (pada pria)

4. Gairah seks rendah

5. Tidak ada periode menstruasi atau tidak teratur (pada wanita)

6. Infertilitas

7. Perasaan tertekan di dalam tengkorak

8. Cairan tulang belakang bocor dari hidung

7. Pembengkakan di mata

8. Penglihatan kabur

Saat didiagnosis memiliki gejala empty sella syndome, dokter umumnya akan menanyakan riwayat kesehatan pasien dan merekomendasikan tes pencitraan otak untuk melihat apakah sella tursika terlihat kosong.

Jika pasien memiliki empty sella syndrome tetapi tidak menyebabkan gejala sakit, maka pasien mungkin tidak memerlukan perawatan. Tetapi jika pasien memiliki gejala, dokter biasanya akan memberikan penawaran berupa obat-obatan.

Jika kelenjar pituitari pasien tidak mengeluarkan jumlah hormon yang tepat, dokter akan memberi obat untuk membantu memperbaikinya. Tindakan operasi juga diperlukan bila cairan tulang belakang bocor dari hidung.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.